Kamis, 23 Juli 2015

Focus, Digital Distraction and Multitasking

Tulisan ini saya buat berdasarkan ceramah sebelum tarawih di masjid Salman pada hari Selasa, 30 Juni 2015 yang disampaikan oleh : Prof. Ichsan Setya Putra seorang dosen dari program studi teknik penerbangan. Beliau juga sempat dicalonkan menjadi rektor ITB beberapa waktu lalu.


Saya menilai topik mengenai digital distraction dan multitasking ini sebagai topik yang menarik dan cukup penting bagi kita untuk diketahui karena tanpa kita sadari gadget dan sebagainya telah banyak mengubah pola hidup kita. Berdasarkan beberapa penelitian, gangguan yang diakibatkan oleh alat2 digital seperti gadget cukup memberikan dampak pada menurunnya tingkat fokus yang memberikan impact langsung terhadap penurunan prestasi. Berikut pemaparan lengkapnya : 

Shalat merupakan amalan pertama yang dihisab. Kekhusyukan dalam shalat mutlak diperlukan. apabila shalatnya baik, maka Insya Allah baik juga amalan yang lainnya. Tetapi banyak faktor yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat tersebut salah satu yang paling utama adalah digital distraction atau gangguan alat2 digital.

pernahkah ketika berusaha khusyuk dalam shalat, tetapi kemudian handphone kita berdering sehingga menyebabkan perasaan kita menjadi tidak tenang karena dering handphone tersebut.

sebelumnya, dalam pembahasan disini tidak hanya terpaku pada fokus dalam beribadah saja, akan tetapi dalam segala hal.

Berbicara mengenai digital distraction tidak lepas dari penggunaan media sosial seperti line, WA, Instagram dll.
Imam Masjidil Haram Asy Syaikh Su'ud asy Syurain mengatakan bahwa WA, FB, instagram merupakan salah satu bentuk dari Ghazul Fikri (perang pemikiran), karena menyerang akal sehingga mendegradasi silaturahim kita dengan orang lain. bahkan potensi untuk melakukan gibah lebih besar dengan menyebarkan keburukan orang lain dan efek kecanduannya yang besar. coba kita perhatikan, berapa lama kita dapat bertahan setiap hari tanpa membuka line/WA dsb... 1 jam ??? 30 menit ??? 10 ??? atau 5 menit ???

"I fear the day that technology will surpass our human interaction. The world will have the generation of idiots" by : Albert Einstein

  • Mengapa harus fokus ?

"The ability to concentrate was the strongest predictor of success. this ability is more important than IQ" by : Daniel Goleman

  • Ada beberapa riset yang pernah dilakukan terkait pengaruh fokus ini terhadap keberhasilan seseorang baik dalam pekerjaan, akademik maupun hal lainnya. pernah dilakukan sebuah riset yang cukup panjang di New Zealand. Riset ini dilakukan pada 1000 anak yang di test konsentrasinya sejak berumur 8 tahun. Setelah berumur 32 tahun mereka di tes kembali, dan yang memiliki hasil tes dengan konsentrasi yang kuat hidupnya cenderung lebih sukses. 
  • Sebuah riset lainnya, terhadap 265 mahasiswa yang sedang berada di depan komputernya diamati setiap 1 menit oleh seorang pengamat selama 15 menit. Didapat hasil yang cukup mengejutkan bahwa dari 15 menit tersebut, hanya 65% waktu yang digunakan untuk belajar. sisanya digunakan untuk melakukan hal lainnya.  
  • St. John University of New York menyebutkan bahwa 58% mahasiswa yang menggunakan laptop menggunakan laptopnya untuk hal yang tidak terkait kuliahnya.

Memang kita mengira membuka chat line yang hanya sebentar ditengah2 kegiatan yang sedang kita lakukan bukanlah suatu hal besar. tapi tahukah kamu seberapa sering hal itu dilakukan ? hal tersebut mengarahkan kita pada pembahasan yang ke 3 yaitu multitasking.

  • Multitasking

Multitasking atau kata lainnya adalah mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Tetapi ada satu hal yang perlu dikoreksi bahwa otak manusia tidak bisa melakukan 2 atau lebih pekerjaan dalam satu waktu. Sebenarnya yang kita namakan multitasking tersebut adalah Continuos partial attention.

Kita memecah konsentrasi kita pada beberapa hal sekaligus. hal tersebut membawa cukup banyak dampak negatif. beberapa yang diakibatkan continous partial attention tersebut adalah :

  • Kita membutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakan sebuah tugas
  • Kelelahan mental 
  • Adanya cacat dalam proses pengolahan informasi. seperti yang kita ketahui, dalam proses pengolahan informasi ada yang disebut dengan decoding atau proses pengolahan informasi dari short term memory ke long term memory. proses tersebutlah yang menjadi lebih kacau.


Dari semua pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mengalami distraction lebih besar, membutuhkan tingkat konsentrasi yang lebih besar yang mengakibatkan kemampuannya dalam memproses informasi sangat lah dangkal dibandingkan dengan orang yang tidak terpengaruh distraction (dalam konteks bahasan ini digital distraction).

Sebelumnya ada satu study mengenai multitasking dan tingkat konsentrasi yang disebut The new Marshmallow test. Sebelumnya marshmallow test adalah suatu tes yang digunakan pada anak2 dengan mengiming-imingi marshmallow. Inti nya seorang anak akan ditinggalkan ibu nya di suatu ruangan dengan sebuah marshmallow di hadapannya.

Sebelum meninggalkan si anak, si ibu mengingatkan anak nya untuk tidak memakan marshmallow tersebut sebelum si ibu kembali. Apabila marshmallow nya masih utuh ketika si ibu kembali maka si anak akan diberi bonus satu marshmallow lagi.

inti nya sama, hanya the new marshmallow test dilakukan pada mahasiswa dan tidak menggunakan marshmallow.

Jadi, mahasiswa yang menjadi objek penelitian ini menonton 30 menit video yang bahasannya tentang materi kuliahnya. Selama menonton video perkuliahan tsb, ada mahasiswa2 itu yang menerima gangguan berupa chat/messages ada yang menerima 8 messages, 4 dan 0.

Selanjutnya dilakukan sebuah tes mengenai materi kuliah tersebut. Diketahui bahwa mahasiswa yang menerima lebih banyak gangguan mendapat skor yang lebih buruk. itu mungkin salah satu dampak negatif dari digital distraction tersebut.

Mungkin terasa sulit sekali saat ini ketika kita tidak membuka handphone kita untuk beberapa saat. Tapi coba biasakanlah untuk menghilangkan efek kecanduannya. Lakukan setahap demi setahap, coba dulu dengan 20 menit tidak membuka hp/medsos tingkatkan lagi menjadi 40 menit, 1 jam, 2 jam sampai selama mungkin. Bukan berarti penggunakan handphone tersebut dihentikan sama sekali, paling tidak kita bisa membatasi diri. Jangan sampai waktu hidup kita dalam sehari lebih banyak digunakan dengan handphone kita.

1 komentar:

Asep Rohimat mengatakan...

Mantap artikelnya bermanfaat Asep Rohimat

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Free Samples By Mail